MAKALAH
WUJUD DAN JENIS-JENIS WACANA

OLEH:
FIFI OKTAVIA
NPM: 13080002/Sesi A-2013
Dosen Pembimbing: Diyan Permata Yanda,
M.Pd.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmatNya, sehingga makalah yang berjudul “Wujud dan
Jenis-jenis Wacana” ini dapat tersusun hingga selesai. Tugas ini diajukan
sebagai tugas individu mata kuliah Analisis Wacana.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih dari berbagai pihak
yang telah membantu dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. khususnya
kepada ibu Diyan Permata Yanda yang telah membimbing dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan maklah ini masih banyak kesalahan serta kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Padang, Maret 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR IS
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.............................................................................. 1
C.
Tujuan
Penulisan................................................................................ 1
D.
Mamfaat
Penulisan............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Wujud dan jenis-jenis wacana........................................................... 2
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................... 4
B.
Saran.................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali mendengar
kata-kata wacana. Apa yang kita ucapakan mungkin saja semuanya adalah wacana,
asalkan dapat dipahami apa maksud ucapan itu. Istilah wacana itu sendiri
berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Tarigan (2009:27) mengemukakan bahwa wacana
adalah satuan bahasa yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat,
memiliki kohesi dan koherensi yang baik, mempunyai awal dan akhir yang jelas,
berkesinambungan, dan dapat disampaikan secara lisan atau tertulis.
Wacana dikatakan satuan bahasa yang paling lengkap dan
lebih tinggi dari klausa dan kalimat, maka dapat dikatakan wacana itu berkaitan
erat dengan keterampilan berbahasa yang bersifat produkrif, yaitu berbicara dan
menulis. Kita sering melakukan kegiatan berbahasa itu, dimana kegiatan brbahasa
itu dilakukan secara lisan dan tertulis.
Oleh karena itu, untuk membedakan wacana, baik lisan
maupun tulis, maka penulis akan menuliskan jenis-jenis wacana dalam beberapa
bagian dan menurut para ahli.
B. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan masalah dalam makalah
ini yaitu apa jenis-jenis wacana?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan
masalah tersebut, tujuan penulisan
makalah ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis wacana.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan tentang jenis-jenis wacana.
BAB II
WUJUD DAN JENIS-JENIS WACANA
Wujud adalah rupa dan bentuk yang dapat diraba atau nyata. Jadi, wujud
wacana mempunyai rupa atau bentuk yang nyata dan dapat dilihat secara nyata.
Sedangkan, jenis wacana itu adalah pembagian bentuk dari wacana itu. Pembagian
atau jenis wacana itu ada yang lisan dan tulisan.
Menurut Chaer (2007: 265) jenis wacana sesuai dengan sudut pandang dari
mana wacana itu dilihat. Pertama-tama dilihat adanya wacana lisan dan wacana
tulis yang berkenaan dengan sarananya, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis.
Kemudian ada pembagian wacana prosa dan wacana puisi yang dilihat dari
penggunaan bahasa apakah dalam bentuk uraian atau dalam bentuk puitik.
Selanjutnya, wacana prosa ini dilihat dari penyampaian isinya dibedakan lagi
menjadi wacana narasi, wacana eksposisi, wacana persuasi dan wacana
argumentasi. Wacana narasi bersifat menceritakan sesuatu topic atau hal, wacana
eksposisi bersifat memaparkan topik atau fakta, wacana persuasi bersifat
mengajak, menganjurkan, atau melarang, dan wacana argumentasi bersifat member
argumen atau alasan terhadap sesuatu hal.
Menurut Tarigan
(2009:51) wacana dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, tergantung dari
sudut pandang kita antara lain:
1.
Berdasarkan tertulis atau tidaknya wacana
2.
Berdasarkan langsung atau tidaknya pengungkapan wacana
3.
Berdasarkan cara penuturan wacana
Berdasarkan apakah
wacana itu disampaikan dengan media tulis atau media lisan, maka wacana dapat
diklasifikasikan atas;
1. Wacana tulis
2. Wacana lisan
Berdasarkan cara atau
cara menuturkannya, maka wacana dapat diklasifikasikan atas:
1. Wacana prosa
2. Wacana puisi
3. Wacana drama
Wacana tulis atau
written discourse adalah wacana yang di sampaikan secara tertulis, melalui
media tulis. Untuk menerima, memahami, atau menikmati maka para penerima harus
membacanya. Sedangkan wacana lisan adalah jenis wacana yang disampaikan
secara lisan atau langsung dalam bahasa verbal.
Menurut Djajasudarma (2006:6),
jenis wacana dapat dikaji dari segi eksistensinya (realitasnya), media
komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian.
1. Realitas Wacana
Realitas wacana dalam hal ini adalah
eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal
atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan struktur
bahasa, mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal atau language likes
mengacu pada wacana sebagai rangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau
tanda-tanda yang bermakna)
2. Media Komunikasi Wacana
Wujud wacana sebagai media komunikasi
berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan,
wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan
percakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks,
sebuah alinea, dan sebuah wacana.
3. Pemaparan Wacana
Pemaparan
wacana sama dengan tinjauan isi, cara penyusunan, dan sifatnya. Berdasarkan
pemaparan, wacana meliputi naratif, prosedural, hortatori, ekspositori, dan
deskriptif.
4. Jenis Pemakaian Wacana
Jenis
pemakaian wacana berwujud monolog, dialog, dan polilog. Wacana monolog
merupakan wacana yang tidak melibatkan bentuk tutur percakapan atau pembicaraan
antara dua pihak yang berkepentingan. Wacana yang berwujud dialog berupa
percakapan atau pembicaraan antara dua pihak. Wacana polilog melibatkan
partisipan pembicaraan di dalam konservasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana itu dibagi atas beberapa jenis.
Banyak para ahli yang membagi wacana tersebut, namun tidak semua pendapat para
ahli tersebut sama. Akan tetapi, walaupun tidak sama jenis wacana yang mereka
bagi itu tetap mengarah pada wana lisan dan tulisan. Wacana lisan adalah
jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dalam bahasa verbal,
sedangkan wacana tulis adalah
wacana yang di sampaikan secara tertulis, melalui media tulis.
B. Saran
Dari
makalah yang telah penulis buat, semoga kita dapat mempelajari dan memahami
jenis-jenis wacana itu. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini dan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul.
2007. Linguistik Umum. Rineka
Cipta:Jakarta.
Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antar Unsur. Bandung:
Refika Adifarma.
Tarigan,
Hendry Guntur. 2009. Pengajaran wacana.
Bandung: Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar