Selasa, 12 April 2016

WUJUD DAN JENIS WACANA



MAKALAH
WUJUD DAN JENIS-JENIS WACANA





logo-pgri.jpg







OLEH:
FIFI OKTAVIA
NPM: 13080002/Sesi A-2013


Dosen Pembimbing: Diyan Permata Yanda, M.Pd.











PROGRAM  STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN  ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya, sehingga makalah yang berjudul “Wujud dan Jenis-jenis Wacana” ini dapat tersusun hingga selesai. Tugas ini diajukan sebagai tugas individu mata kuliah Analisis Wacana.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih dari berbagai pihak yang telah membantu dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. khususnya kepada ibu Diyan Permata Yanda yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan maklah ini masih banyak kesalahan serta kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang.

                                                                                       Padang, Maret 2016

                                                                                           

            Penulis
















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR IS
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C.    Tujuan Penulisan................................................................................ 1
D.    Mamfaat Penulisan............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.  Wujud dan jenis-jenis wacana........................................................... 2
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................... 4
B.     Saran.................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA































BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali mendengar kata-kata wacana. Apa yang kita ucapakan mungkin saja semuanya adalah wacana, asalkan dapat dipahami apa maksud ucapan itu. Istilah wacana itu sendiri berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Tarigan (2009:27) mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, mempunyai awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, dan dapat disampaikan secara lisan atau tertulis.
Wacana dikatakan satuan bahasa yang paling lengkap dan lebih tinggi dari klausa dan kalimat, maka dapat dikatakan wacana itu berkaitan erat dengan keterampilan berbahasa yang bersifat produkrif, yaitu berbicara dan menulis. Kita sering melakukan kegiatan berbahasa itu, dimana kegiatan brbahasa itu dilakukan secara lisan dan tertulis.
Oleh karena itu, untuk membedakan wacana, baik lisan maupun tulis, maka penulis akan menuliskan jenis-jenis wacana dalam beberapa bagian dan menurut para ahli.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan masalah dalam makalah ini yaitu apa jenis-jenis wacana?
C.    Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan  penulisan makalah ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis wacana.
D.    Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang jenis-jenis wacana.



BAB II
WUJUD DAN JENIS-JENIS WACANA
Wujud adalah rupa dan bentuk yang dapat diraba atau nyata. Jadi, wujud wacana mempunyai rupa atau bentuk yang nyata dan dapat dilihat secara nyata. Sedangkan, jenis wacana itu adalah pembagian bentuk dari wacana itu. Pembagian atau jenis wacana itu ada yang lisan dan tulisan.
Menurut Chaer (2007: 265) jenis wacana sesuai dengan sudut pandang dari mana wacana itu dilihat. Pertama-tama dilihat adanya wacana lisan dan wacana tulis yang berkenaan dengan sarananya, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kemudian ada pembagian wacana prosa dan wacana puisi yang dilihat dari penggunaan bahasa apakah dalam bentuk uraian atau dalam bentuk puitik. Selanjutnya, wacana prosa ini dilihat dari penyampaian isinya dibedakan lagi menjadi wacana narasi, wacana eksposisi, wacana persuasi dan wacana argumentasi. Wacana narasi bersifat menceritakan sesuatu topic atau hal, wacana eksposisi bersifat memaparkan topik atau fakta, wacana persuasi bersifat mengajak, menganjurkan, atau melarang, dan wacana argumentasi bersifat member argumen atau alasan terhadap sesuatu hal.
Menurut Tarigan (2009:51) wacana dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, tergantung dari sudut pandang kita antara lain:
1.      Berdasarkan tertulis atau tidaknya wacana
2.      Berdasarkan langsung atau tidaknya pengungkapan wacana
3.      Berdasarkan cara penuturan wacana
Berdasarkan apakah wacana itu disampaikan dengan media tulis atau media lisan, maka wacana dapat diklasifikasikan atas;
1.      Wacana tulis
2.      Wacana lisan
Berdasarkan cara atau cara menuturkannya, maka wacana dapat diklasifikasikan atas:
1.      Wacana prosa
2.      Wacana puisi
3.      Wacana drama
Wacana tulis atau written discourse adalah wacana yang di sampaikan secara tertulis, melalui media tulis. Untuk menerima, memahami, atau menikmati maka para penerima harus membacanya. Sedangkan wacana lisan adalah jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dalam bahasa verbal.
Menurut Djajasudarma (2006:6), jenis wacana dapat dikaji dari segi eksistensinya (realitasnya), media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian.
1.      Realitas Wacana
Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan struktur bahasa, mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana sebagai rangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna)
2.       Media Komunikasi Wacana
Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana.
3.      Pemaparan Wacana
Pemaparan wacana sama dengan tinjauan isi, cara penyusunan, dan sifatnya. Berdasarkan pemaparan, wacana meliputi naratif, prosedural, hortatori, ekspositori, dan deskriptif.
4.      Jenis Pemakaian Wacana
Jenis pemakaian wacana berwujud monolog, dialog, dan polilog. Wacana monolog merupakan wacana yang tidak melibatkan bentuk tutur percakapan atau pembicaraan antara dua pihak yang berkepentingan. Wacana yang berwujud dialog berupa percakapan atau pembicaraan antara dua pihak. Wacana polilog melibatkan partisipan pembicaraan di dalam konservasi.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana itu dibagi atas beberapa jenis. Banyak para ahli yang membagi wacana tersebut, namun tidak semua pendapat para ahli tersebut sama. Akan tetapi, walaupun tidak sama jenis wacana yang mereka bagi itu tetap mengarah pada wana lisan dan tulisan. Wacana lisan adalah jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dalam bahasa verbal, sedangkan wacana tulis adalah wacana yang di sampaikan secara tertulis, melalui media tulis.
B.     Saran
Dari makalah yang telah penulis buat, semoga kita dapat mempelajari dan memahami jenis-jenis wacana itu. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini dan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.















DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Rineka Cipta:Jakarta.
Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antar Unsur. Bandung: Refika Adifarma.
Tarigan, Hendry Guntur. 2009. Pengajaran wacana. Bandung: Angkasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar