Selasa, 12 April 2016

PROPOSAL “PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MEMBUAT KERANGKA TULISAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMPN 2 LEGUM”



PROPOSAL
“PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MEMBUAT KERANGKA TULISAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMPN 2 LEGUM”



logo-pgri.jpg







Dosen pembimbing : Ninit Alfianika, M.Pd.




Disusun oleh:
FIFI OKTAVIA        13080002
SESI A













PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya, sehingga proposal yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Teknik Membuat Kerangka Tulisan Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas Ix Smpn 2 Legum” ini dapat tersusun hingga selesai. Tugas ini diajukan sebagai tugas individu dan tugas akhir mata kuliah Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih dari berbagai pihak yang telah membantu dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Khususnya kepada ibu Ninit Alfianika yang telah membimbing dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Penulis berharap semoga proposal penelitian  ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih banyak kesalahan serta kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang.

                                                                        Padang, Desember 2015

                                                                                           

    Penulis






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR IS....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................
B.     Rumusan masalah..............................................................................
C.    Tujuan penulisan................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    Kajian Teori........................................................................................
B.     Hasil Temuan Dan Analisis................................................................
C.    Pembahasan........................................................................................
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................................
B.     Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA














BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Setiap individu tidak hanya dituntut bisa menulis, namun juga harus terampil menulis. Terampil menulis di sini bukan hanya sekedar menulis kata-kata, penulis juga harus mampu memilih dan menata kata-kata yang akan ditulis serta mampu memilih kata-kata yang mudah dimengerti.
Kemampuan menulis harus dibiasakan sejak dini, walaupun tidak semua orang bias menulis dengan baik. Kemampuan menulis seharusnya mendapat perhatian dari semua pihak, khususnya guru Bahasa Indonesia.Guru Bahasa Indonesia harus memahami bahwa kemampuan menulis sangat penting diajarkan kepada sisawa karena jika siswa mahir dengan baik dan benar, diharapkan siswa dapat menghasilkan suatu karya, salah satunya kemampuan menulis cerpen.
Cerpen merupakan cerita rekaan yang terdiri atas kurang lebih 10.000 kata.Cerpen itu cerita pendek yang dapat ditulis dari pengalaman pribadi atau peristiwa yang pernah dialami.Menulis cerpen tidak mudah dilakukan, jika tidak memiliki bayak kosa kata.
Kemampuan menulis cerpen harus dimiliki oleh siswa.Menulis cerpen bermamfaat untuk memperbanyak kosa kata siswa, dan siswa dapat mengeluarkan idenya ke dalam cerpen, serta untuk membuat siswa memiliki kreativitas dan wawasan terhadap kemampuan menulis cerpen.Cerpen itu sendiri banyak bermamfaat bagi pembaca dan penulis sendiri, seperti sebuah hiburan.
Kemampuan menulis cerpen terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada kelas IX semester I pada aspek menulis dengan standar kompotensi (SK) ke-8 “mengungkapkan kembali pikiran , perasaan dan pengalaman dalam cerita pendek” dan dengan kompetensi dasar (KD) ke-8.2 “menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami (pelaku, peristiwa, dan alur).
Berdasarkan hasil wawancara nonformal denagan salah seorang guru bahasa Indonesia yang mengajar di SMPN 2 Legum, terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum. Pertama, kemampuan menulis cerpen siswa masih rendah, disebabkan karena kurangnya minat baca siswa.Kedua, kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa.Ketiga, metode dan teknik yang digunakan tidak menarik dan monoton.Keempat, siswa tidak memahami materi tentang menulis cerpen.
Oleh karena itu, untuk mengembangkan kemampuan menulis cerpen siswa, diperluka adanya suatu teknik yang dapat memotivasi dan menarik minat siswa untuk menulis cerpen.Teknik yang digunakan harus tepat.Peneliti memilih teknik pembelajaran membuat kerangka tulisan.Teknik membuat kerangka tulisan diharapkan dapat mengatasi permasalahan siswa, karena dengan teknik membuat kerangka tulisa, siswa dapat mengembangkan idenya dalam menulis cerpen. Pemilihan teknik ini didasarkan pada pemikiran bahwa siswa akan dapat mengeluarkan ide-idenya secara kreatif dan menimbulkan semangat siswa untuk menulis cerpen.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan teknik membuat kerangka tulisan terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum.
B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dikemukakan berbagai permasalahan sebagai berikut. Pertama, kemampuan menilis cerpen siswa masih rendah, karena kurangnya minat baca siswa. Kedua, kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa. Ketiga, metode dan teknik yang digunakan tidak menarik dan monoton. Keempat, siswa tidak memahami materi tentang menulis cerpen.
C.      Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada pengaruh penggunaan teknik membuat kerangka tulisan terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum.
D.      Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. Pertama, bagaimana kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum tanpa menggunakan teknik membuat kerangka tulisan? Kedua, bagaimana kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum dengan menggunakan teknik membuat kerangka tulisan? Ketiga, adakah pengaruh penggunaan teknik membuat kerangka tulisan terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum?
E.       Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum tanpa menggunakan teknik membuat kerangka tulisan. Kedua, mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum dengan menggunakan teknik membuat kerangka tulisan. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan teknik membuat kerangka tulisan terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum.
F.       Mamfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penggunaan teknik membuat kerangka tulisan terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum.diharapkan mempunyai manfaat teoretis maupun praktis, sebagai berikut:
1.      Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan dalam menentukan teknik pembelajaran yang sesuai dengan materi menulis cerpen. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya, terutama dalam menentukan teknik yang tepat dan sesuai dengan materi menulis cerpen.
2.      Manfaat praktis
Dari hasil penelitian ini, dapat dijabarkan mamfaat bagi beberapa pihak, antara lain:
a.       Bagi guru, dapat memberikan alternatif pemilihan teknik dan metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen.
b.      Bagi siswa, dapat digunakan sebagai sarana untuk mempermudah siswa dalam menulis cerpen dan memberi pengalaman baru yang menyenangkan dalam menulis cerpen serta menumbuhkan motivasi siswa dalam proses belajar.
c.       Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang baik berupa perbaikan kegiatan pembelajaran yang diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa pada khususnya dan meningkatkan kualitas sekolah pada umumnya.
d.      Bagi peneliti, meningkatkan dan menambah wawasan mengenai peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui teknik membuat kerangka tulisan dan dapat dijadikan sebagai salah satu bekal dalam pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan pada saat terjun langsung di lapangan.
e.       Bagi pembaca, dapat dijadikan referensi atau bahan perbandingan untuk penelitian berikutnya.
G.      Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman, maka dalam penelitian ini dituliskan defenisi operasional yaitu sebagi berikut. Pertama, pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Kedua, teknik adalah dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Ketiga, teknik membuat kerangka tulisan adalah sebuah teknik yang bertujuan agar siswa dapat menjabarkan ide dan gagasan berdasarkan topik tertentu melalui urutan logis dan runtut. Keempat, kemampuan merupakan kecakapan yang dimiliki setiap individu dalam melakukan suatu tindakan, kecakapan tersebut berbeda-beda dan mempengaruhi potensi yang ada di dalam diri individu tersebut. Kelima, menulis adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan. Keenam, cerpen adalah cerita rekaan yang terdiri atas kurang lebih 10.000 kata. Cerpen itu cerita pendek yang dapat ditulis dari pengalaman pribadi atau peristiwa yang pernah dialami.










BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.      Landasan Teori
Dalam penelitian ini digunakan teori-teori yang mendukung penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti. Teori-teori itu antara lain, (1) hakikat menulis, (2) hakikat cerpen, (3) teknik membuat kerangka tulisan, dan (4) penerapan teknik kerangka tulisan. Teori tersebut akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut.
1.      Hakikat Menulis
Pada hakikat menulis, dapat dijelaskan beberapa teori.Teori itu dalah pengertian menulis, tujuan menulis, dan manfaat menulis. Teori tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
a.    Pengertian Menulis
Seseorang dengan menulis dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.Tarigan (1982:21) mengatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut.Menurut Dalman (2014: 4) menulis merupakan proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang, tanda, tulisan yang bermakna.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan dan untuk menyampaikan pesan (komunikasi) melalui bahasa tulis sebagai alat atau medianya, sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca.
b.    Tujuan Menulis
Pada dasarnya, tujuan menulis adalah sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulisan.Menurut Semi (2007: 14) tujuan menulis antara lain: (1) untuk menceritakan sesuatu, (2) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, (3) untuk menjelaskan sesuatu, (4) untuk meyakinkan, dan (5) untuk merangkum.
Menulis memiliki tujuan yang bermacam-macam, tergantung dari tujuan si penulis ingin menulis sesuai yang dikehendaki. Menurut Hartig (dalam Tarigan, 2005: 24-25) tujuan penulisan  sesuatu tulisan merangkumnya sebagai berikut.
1)   Assigment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis, menulis karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa diberi tugas merangkum buku, sekertarisditugaskan membuat laporan).
2)   Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca menghargai persaan dan penalarannya, membuat hidup para pembaca lebih mudah dengan karyanya itu.
3)   Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4)   Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca.
5)   Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkanatau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca.
6)   Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan perernyataan diri.Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7)   Problem Solving purpose( tujuan pemecahan masalah)
Tujuan ingin memecahkan masalah yang dihadapi, ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi dan meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat diterima oleh para pembaca.
Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa menulis memiliki berbagai macam tujuan, tergantung dari sisi penulis dan sisi
pembaca menyikapi hal tersebut seperti di kemukakan di atas. Adapun tujuan menulis adalah memberitahu, mempengaruhi, menghibur.Oleh karena itu, menulis sangat penting dan bermanfaat untuk menambah kosa kata siswa dalam menulis.
c.    Manfaat Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan yang mempunyai banyak manfaat yang dapat diterapkan oleh penulis itu sendiri.Pada dasarnya,  mamfaat menulis adalah  untuk mengetahui kemampuan diri dengan aktif berpikir dalam menuangkan ide dan gagasan kedalam sebuah tulisan, menambah wawasan dan informasi, menumbuhkan keberanian dan kreatifitas. Menurut Akhadiah dkk. (1994: 1-2) ada beberapa manfaat menulis antara lain yaitu:
a)    Dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis.
b)   Melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan atau pemikiran yang akan dikemukakan.
c)    Dari kegiatan menulis dapat memperluas wawasan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berpikir terapan.
d)   Permasalahan yang kabur dapat dijelaskan dan dipertegas melalui kegiatan menulis.
e)    Melalui tulisan dapat menilai gagasan sendiri secara objektif.
f)    Dalam konteks yang lebih konkret, masalah dapat dipecahkan dengan lebih melaui tulisan.
g)   Dengan menulis dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat. Penulis menjadi penemu atau pemecah masalah bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
h)   Melalui kegiatan menulis dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.
Dengan  demikian,  dapat  disimpulkan  bahwa  menulis  mempunyai manfaat yang  sangat  besar,  khususnya  dalam  dunia  pendidikan.  Menulis dapat menghasilkan  ide-ide  baru  dan  dapat  dijadikan  sebagai  alat  evaluasi  serta pemecah  masalah.  Dengan  menulis  seseorang  juga  dapat  menyerap  serta memproses informasi lebih banyak sehingga wawasan dan pengetahuannya akan bertambah.  Untuk  itu  kegiatan  menulis  perlu  dikembangkan.  Hal  ini  bertujuan menjadikan seseorang lancar dan baik dalam membuat suatu tulisan.
2.      Hakikat Cerpen
Dalam hakikat cerpen, akan dijelaskan beberapa teori tentang cerpen, yaitu pengertian cerpen, unsur-unsur pembangun cerpen, dan langkah-langkah menulis cerpen.
a.    Pengertian Cerpen
Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek.Cerpen merupakan salah satu ragam dari jenis prosa.Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang relatif pendek yang selesai dibaca sekali duduk.Cerpen merupakan cerita rekaan yang terdiri atas kurang lebih 10.000 kata.Cerpen itu cerita pendek yang dapat ditulis dari pengalaman pribadi atau peristiwa yang pernah dialami.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),cerpen adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Sedangkan menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah sebuah cerita pendek yang memberikan kesan tunggal pada jiwa pembaca.Cerpen menceritakan suatu permasalahan kehidupan secara ringkas dan pendek.
b.    Unsur-Unsur Pembangun Cerpen
Unsur-unsur pembangun karya fiksi (cerpen) ada dua, yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.Nurgiyantoro(2012:23) mengemukakan unsur instrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra. Penelitian ini hanya mengkaji tentang unsur instrinsik, unsur instrinsik itu akan dijabarkan sebagai berikut.
1)   Tema
Tema suatu karya sastra merupakan pikiran atau pandangan hidup yang ingin diungkapkan pengarang melalui cerita yang ingin diungkapkannya. Brooks, dkk. (dalam Tarigan, 2011:125) menjelaskan bahwa tema adalah pandangan hidup tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang membentuk dasar atau membangun dasar atau gagasan utama dari karya sastra. Keraf (1994: 108) mengemukakan bahwa tema merupakan suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraaan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan utama atau pikiran pokok yang menjadi topik penceritaan. Tema biasanya berhubungan dengan kehidupan.
2)   Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah orang atau pelaku dalam cerita, sedangkan penokohan lebih luas cakupannya yaitu meliputi pelaku atau orang, sifat, watak, dan karakter tokoh (Keraf, 1994: 109 ). Tokoh dan penokohan merupakan hal yang sangat penting dalam karya naratif karena alur cerita disebabkan tindakan-tindakan tokoh cerita. Dalam cerpen hanya terdapat satu tokoh utama yang menjadi titik permasalahan cerita.  
3)   Alur
Alur merupakan unsur fiksi yang penting yang mampu memberikan efek keindahan pada karya sastra. Staton (dalam Nurgiyantoro, 2010: 113) mengemukakan bahwa alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa lain.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa alur  merupakan rangkaian peristiwa yang dialami tokoh cerita sehingga membentuk hubungan sebab akibat.
4)   Latar
Menurut Atmazaki(2009: 104), latar adalah tempat dan urutan waktu. Latar memiliki hubungan dengan penokohan, perwatakan, suasana cerita ataupun dalam mewujudkan tema atau cerita. Suasana tertentu akibat penataan oleh pengarang itu lebih lanjut juga akan berhubungan dengan suasana penuturan yang terdapat dalam suatu cerita.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa latar terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
5)   Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi atau penempatan diri pengarang dalam cerita. Ada pengarang yang berperan sebagai tokoh dalam cerita dan ada pengarang yang hanya sebagai pencerita. Penempatan diri pengarang dalam ceritanya dapat dilihat dari kata ganti orang yang digunakan, misalnya kata ganti aku, dia, dan kamu.
6)   Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan kemahiran pengarang mempergunakan bahasa dalam suatu karya fiksi. Menurut Atmazaki (2007: 107), gaya bahasa dalam karya naratif merupakan bentuk-bentuk ungkapan yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan ceritanya.
7)   Amanat
Kenny (dalam Nurgiyantoro, 2010: 321) menjelaskan bahwa amanat dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis dan dapat ditafsirkan lewat cerita.
Pengarang dalam menulis cerita ingin menyampaikan pesan atau amanat kepada pembaca tentang permasalahan yang ada dalam kehidupan melalui karya sastra.
c.    Langkah-Langkah Menulis Cerpen
Dalam menulis cerpen perlu langkah-langkah tertentu agar cerpen yang ditulis terarah dan tidak terlepas dari topik. Thahar (2008: 17) mengemukakan ada Sembilan langkah yang perlu diperhatikan dalam menulis cerpen, yaitu sebagai berikut:
1)      Memperhatikan paragraf pertama
2)      Mempertimbngkan pembaca
3)      Menggali, melukiskan suasana suatu latar
4)      Menggunakan kalimat efektif
5)      Menggerakkan tokoh karakter
6)      Fokus cerita
7)      Sentakan akhir
8)      Menyunting
9)      Memberikan judul
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan perlu adanya beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menulis cerpen agar  lebih menarik. Seorang penulis harus memperhatikan paragraf pertama karena jika paragraf pertama itu menarik, maka pembaca ingin melanjutkan bacaannya ke paragraf berikutnya. Dalam menulis, penulis harus mempertimbangkan pembaca, menggali, menggunakan kalimat efektif sampai menyunting. Terakhir, barulah penulis memberi judu tulisannya.
d.   Indikator Penilaian Menulis Cerpen
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan  di atas, indikator yang digunakan untuk kemampuan menulis cerpen yaitu unsur instrinsik cerpen yaitu pelaku, peristiwa dan latar yang disesuaikan dengan KD ke-8.2 menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami (pelaku, peristiwa, latar).
3.      Teknik Membuat Kerangka Tulisan
Teknik membuat kerangka tulisan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Menurut Suyatno (2004: 87), tujuan tujuan teknik pembelajaran membuat kerangka tulisan adalah agar siswa dapat menjabarkan ide dan gagasan berdasarkan topik tertentu melalui urutan logis dan runtut. Siswa membuat kerangka tulisan berasarkan topik yang disediakan. Selanjutnya, kerangka tersebut dapat menjadi pedoman sebuah tulisan yang dibuat oleh siswa. Alat yang digunakan adalah daftar topik dan kertas kosong. Teknik ini dapat dilakukan secara perseorangan ataupun kelompok.
4.      Penerapan Teknik Membuat Kerangka Tulisan 
Teknik membuat kerangka tulisan dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen di sekolah menengah. Penerapan teknik membuat kerangka tulisan dirancang oleh guru Bahasa Indonesia mulai dari perencanaan sampai evaluasi. Perencanaan dilakukan dengan cara menulis RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Menurut Suyatno (2004: 87), cara menerapkan teknik pembelajaran membuat kerangka tulisan adalah sebagai berikut:
a)      Guru menjelaskan tentang teknik pembelajaran.
b)      Guru memberikan daftar topik kepada siswa untuk dipilih sesuai dengan keinginan siswa.
c)        Siswa memilih topik tersebut, kemudian membuat kerangkanya.
d)     Siswa melaporkan kerangka yang dibuat denganteman sebelahnya.
e)      Siswa saling mendiskusikan urutan logis dan keruntutan.
f)       Siswa mulai menulis uraian dari kerangka tersebut menjadi sebuah tulisan.
g)      Tulisan tersebut saling dikoreksi sesama siswa berdasarkan ketepatan ejaan, kalimat, kelogisan, dan keruntutan.
h)      Siswa memberikan alasan mengapa menulis dengan topik tersebut.
i)        Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran hari itu.
Demikianlah penerapan teknik membuat kerangka tulisan yang dikemukakan oleh Suyatno dalam bukunya teknik-teknik pembelajaran. Seorang guru perlu merencanakan hal tersebut. Setelah semua selesai, barulah guru mengevaluasi hasil pembelajaran siswa.
B.       Penelitian Yang Relevan  
Berdasarkan studi kepustakaan yang pernah dilakukan, penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Desi Melia Sari (STKIP PGRI SUMATERA  BARAT, 2009) dengan judul “Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMAN Semen Padang dengan Menggunakan Teknik Pemodelan”. Persamaan dari penelitian ini terdapat pada instrument penelitian, yaitu melalui tes. Perbedaan dari penelitian ini dilihat dari judul.penelitian Desi Melia Sari tentang “Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMAN Semen Padang dengan Menggunakan Teknik Pemodelan”, sedangkan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Penggunaan Teknik Membuat Kerangka Tulisan Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas IX SMPN 2 Legum”. Perbedaan lain terletak pada populasi dan sampel, yaitu pada penelitian sebelumnya populasinya adalah siswa kelas X SMAN Semen Padang. Sedangkan, dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMPN 2 Legum. Selain itu perbedaannya juga terdapat pada variabel penelitian. Penelitian sebelumnya hanya terdapat satu variabel, sedangkan pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
C.      Kerangka Konseptual
Dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam menulis cerpen, ada beberapa teknik yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen. Salah satu teknik itu adalah teknik membuat kerangka tulisan yang dianggap mampu meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa yang difokuskan pada unsur instrinsik cerpen. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:














Kemampuan menulis cerpen
 
 
 



 















D.      Hipotesis Penilaian
HIPOTESIS  MERUPAKAN jawaban sementara yang akan diuji kebenaran melalui penelitian. Dalam penelitian ini akan diuji hipotesis (H0) dan hipotesis alternative (H1) seagai berikut:
H0 = tidak terdapat pengaruh signifikan antara kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan teknik membuat kerangka tulisan siswa kelas IX SMPN 2 Legum.
          Hipotesis diterima jika: thitung<ttabel
H1 = terdapat pengaruh signifikan antara kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan teknik membuat kerangka tulisan siswa kelas IX SMPN 2 Legum.
Hipotesis diterima jika: thitung>ttabel















DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1994. Pembinaan Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Press
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Semi, Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, HG. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar