PROPOSAL
“PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MEMBUAT KERANGKA TULISAN TERHADAP KEMAMPUAN
MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMPN 2 LEGUM”
Dosen
pembimbing : Ninit Alfianika,
M.Pd.
Disusun
oleh:
FIFI
OKTAVIA 13080002
SESI
A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya, sehingga proposal
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Teknik Membuat
Kerangka Tulisan Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas Ix Smpn 2 Legum” ini dapat tersusun hingga selesai. Tugas
ini diajukan sebagai tugas individu dan tugas akhir mata kuliah Metode Penelitian Pengajaran Bahasa
Indonesia.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih dari berbagai
pihak yang telah membantu dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Khususnya
kepada ibu
Ninit Alfianika
yang telah membimbing dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian
ini masih banyak kesalahan serta kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Padang, Desember 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR IS....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang...................................................................................
B.
Rumusan
masalah..............................................................................
C.
Tujuan
penulisan................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Kajian
Teori........................................................................................
B.
Hasil
Temuan Dan Analisis................................................................
C.
Pembahasan........................................................................................
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan.........................................................................................
B.
Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap individu tidak hanya
dituntut bisa menulis, namun juga harus terampil menulis. Terampil menulis di
sini bukan hanya sekedar menulis kata-kata, penulis juga harus mampu memilih
dan menata kata-kata yang akan ditulis serta mampu memilih kata-kata yang mudah
dimengerti.
Kemampuan menulis harus dibiasakan
sejak dini, walaupun tidak semua orang bias menulis dengan baik. Kemampuan
menulis seharusnya mendapat perhatian dari semua pihak, khususnya guru Bahasa
Indonesia.Guru Bahasa Indonesia harus memahami bahwa kemampuan menulis sangat
penting diajarkan kepada sisawa karena jika siswa mahir dengan baik dan benar,
diharapkan siswa dapat menghasilkan suatu karya, salah satunya kemampuan
menulis cerpen.
Cerpen merupakan cerita rekaan yang
terdiri atas kurang lebih 10.000 kata.Cerpen itu cerita pendek yang dapat
ditulis dari pengalaman pribadi atau peristiwa yang pernah dialami.Menulis
cerpen tidak mudah dilakukan, jika tidak memiliki bayak kosa kata.
Kemampuan menulis cerpen harus
dimiliki oleh siswa.Menulis cerpen bermamfaat untuk memperbanyak kosa kata
siswa, dan siswa dapat mengeluarkan idenya ke dalam cerpen, serta untuk membuat
siswa memiliki kreativitas dan wawasan terhadap kemampuan menulis cerpen.Cerpen
itu sendiri banyak bermamfaat bagi pembaca dan penulis sendiri, seperti sebuah
hiburan.
Kemampuan menulis cerpen terdapat
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada kelas IX semester I pada
aspek menulis dengan standar kompotensi (SK) ke-8 “mengungkapkan kembali
pikiran , perasaan dan pengalaman dalam cerita pendek” dan dengan kompetensi
dasar (KD) ke-8.2 “menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah
dialami (pelaku, peristiwa, dan alur).
Berdasarkan hasil wawancara
nonformal denagan salah seorang guru bahasa Indonesia yang mengajar di SMPN 2
Legum, terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran menulis cerpen siswa kelas
IX SMPN 2 Legum. Pertama, kemampuan
menulis cerpen siswa masih rendah, disebabkan karena kurangnya minat baca siswa.Kedua, kurangnya kosa kata yang dimiliki
siswa.Ketiga, metode dan teknik yang
digunakan tidak menarik dan monoton.Keempat, siswa tidak memahami materi
tentang menulis cerpen.
Oleh karena itu, untuk
mengembangkan kemampuan menulis cerpen siswa, diperluka adanya suatu teknik
yang dapat memotivasi dan menarik minat siswa untuk menulis cerpen.Teknik yang
digunakan harus tepat.Peneliti memilih teknik pembelajaran membuat kerangka
tulisan.Teknik membuat kerangka tulisan diharapkan dapat mengatasi permasalahan
siswa, karena dengan teknik membuat kerangka tulisa, siswa dapat mengembangkan
idenya dalam menulis cerpen. Pemilihan teknik ini didasarkan pada pemikiran
bahwa siswa akan dapat mengeluarkan ide-idenya secara kreatif dan menimbulkan
semangat siswa untuk menulis cerpen.
Berdasarkan uraian di atas,
penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan
teknik membuat kerangka tulisan terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas
IX SMPN 2 Legum.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, dapat dikemukakan berbagai permasalahan sebagai berikut. Pertama, kemampuan menilis cerpen siswa masih
rendah, karena kurangnya minat baca siswa. Kedua,
kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa. Ketiga,
metode dan teknik yang digunakan tidak menarik dan monoton. Keempat, siswa tidak memahami materi
tentang menulis cerpen.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di
atas, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada pengaruh penggunaan
teknik membuat kerangka tulisan terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas
IX SMPN 2 Legum.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan
batasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. Pertama, bagaimana kemampuan menulis
cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum tanpa menggunakan teknik membuat kerangka
tulisan? Kedua, bagaimana kemampuan
menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum dengan menggunakan teknik membuat
kerangka tulisan? Ketiga, adakah
pengaruh penggunaan teknik membuat kerangka tulisan terhadap kemampuan menulis
cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di
atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN 2 Legum tanpa
menggunakan teknik membuat kerangka tulisan. Kedua, mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN
2 Legum dengan menggunakan teknik membuat kerangka tulisan. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh
penggunaan teknik membuat kerangka tulisan terhadap kemampuan menulis cerpen
siswa kelas IX SMPN 2 Legum.
F. Mamfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh
penggunaan teknik membuat kerangka tulisan terhadap kemampuan menulis cerpen
siswa kelas IX SMPN 2 Legum.diharapkan mempunyai manfaat teoretis maupun
praktis, sebagai berikut:
1.
Manfaat teoretis
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan
dalam menentukan teknik pembelajaran yang sesuai dengan materi menulis cerpen. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan
perbandingan untuk penelitian selanjutnya, terutama dalam menentukan teknik yang
tepat dan sesuai dengan materi menulis cerpen.
2.
Manfaat praktis
Dari
hasil penelitian ini, dapat dijabarkan mamfaat bagi beberapa pihak, antara lain:
a.
Bagi guru, dapat memberikan alternatif pemilihan
teknik dan metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
cerpen.
b.
Bagi siswa, dapat digunakan sebagai sarana untuk
mempermudah siswa dalam menulis cerpen dan memberi pengalaman baru yang
menyenangkan dalam menulis cerpen serta menumbuhkan motivasi siswa dalam proses
belajar.
c.
Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang
baik berupa perbaikan kegiatan pembelajaran yang diharapkan dapat
mengoptimalkan hasil belajar siswa pada khususnya dan meningkatkan kualitas
sekolah pada umumnya.
d.
Bagi peneliti, meningkatkan dan menambah wawasan
mengenai peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui teknik membuat
kerangka tulisan dan dapat dijadikan sebagai salah satu bekal dalam
pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan pada saat terjun langsung di
lapangan.
e.
Bagi pembaca, dapat dijadikan referensi atau
bahan perbandingan untuk penelitian berikutnya.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman,
maka dalam penelitian ini dituliskan defenisi operasional yaitu sebagi berikut. Pertama, pengaruh adalah daya yang ada
atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Kedua,
teknik adalah dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Ketiga, teknik membuat kerangka tulisan adalah sebuah teknik yang
bertujuan agar siswa dapat menjabarkan ide dan gagasan berdasarkan topik
tertentu melalui urutan logis dan runtut. Keempat,
kemampuan merupakan kecakapan yang dimiliki setiap individu dalam melakukan
suatu tindakan, kecakapan tersebut berbeda-beda dan mempengaruhi potensi yang
ada di dalam diri individu tersebut. Kelima,
menulis adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menuangkan ide atau gagasan
ke dalam tulisan. Keenam, cerpen
adalah cerita rekaan yang terdiri atas kurang lebih 10.000 kata. Cerpen itu
cerita pendek yang dapat ditulis dari pengalaman pribadi atau peristiwa yang
pernah dialami.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Landasan Teori
Dalam penelitian ini digunakan
teori-teori yang mendukung penelitian yang relevan dengan masalah yang
diteliti. Teori-teori itu antara lain, (1) hakikat menulis, (2) hakikat cerpen,
(3) teknik membuat kerangka tulisan, dan (4) penerapan teknik kerangka tulisan.
Teori tersebut akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut.
1.
Hakikat Menulis
Pada hakikat menulis, dapat
dijelaskan beberapa teori.Teori itu dalah pengertian menulis, tujuan menulis,
dan manfaat menulis. Teori tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
a.
Pengertian Menulis
Seseorang dengan menulis dapat
mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.Tarigan
(1982:21) mengatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut,
kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut.Menurut Dalman (2014: 4)
menulis merupakan proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam
bentuk lambang, tanda, tulisan yang bermakna.
Berdasarkan pendapat para ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan dan untuk
menyampaikan pesan (komunikasi) melalui bahasa tulis sebagai alat atau
medianya, sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca.
b.
Tujuan Menulis
Pada
dasarnya, tujuan menulis adalah sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulisan.Menurut
Semi (2007: 14) tujuan menulis antara lain: (1) untuk menceritakan sesuatu, (2)
untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, (3) untuk menjelaskan sesuatu, (4)
untuk meyakinkan, dan (5) untuk merangkum.
Menulis memiliki tujuan yang bermacam-macam,
tergantung dari tujuan si penulis ingin menulis sesuai yang dikehendaki.
Menurut Hartig (dalam Tarigan, 2005: 24-25) tujuan penulisan sesuatu tulisan merangkumnya sebagai berikut.
1)
Assigment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan
sama sekali. Penulis, menulis karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri
(misalnya para siswa diberi tugas merangkum buku, sekertarisditugaskan membuat
laporan).
2)
Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca menghargai
persaan dan penalarannya, membuat hidup para pembaca lebih mudah dengan
karyanya itu.
3)
Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan.
4)
Informational purpose (tujuan informasional,
tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan
atau penerangan kepada para pembaca.
5)
Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkanatau menyatakan
diri sang pengarang kepada pembaca.
6)
Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan perernyataan
diri.Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai
kesenian.
7)
Problem Solving purpose( tujuan pemecahan
masalah)
Tujuan ingin memecahkan masalah yang dihadapi, ingin
menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi dan meneliti secara cermat
pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat diterima oleh para pembaca.
Dari penjelasan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa menulis memiliki berbagai macam tujuan, tergantung dari sisi
penulis dan sisi
pembaca menyikapi hal tersebut seperti di kemukakan di
atas. Adapun tujuan menulis adalah memberitahu, mempengaruhi, menghibur.Oleh
karena itu, menulis sangat penting dan bermanfaat untuk menambah kosa kata
siswa dalam menulis.
c.
Manfaat Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan
yang mempunyai banyak manfaat yang dapat diterapkan oleh penulis itu
sendiri.Pada dasarnya, mamfaat menulis
adalah untuk mengetahui kemampuan diri
dengan aktif berpikir dalam menuangkan ide dan gagasan kedalam sebuah tulisan,
menambah wawasan dan informasi, menumbuhkan keberanian dan kreatifitas. Menurut
Akhadiah dkk. (1994: 1-2) ada beberapa manfaat menulis antara lain yaitu:
a)
Dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan
dan potensi pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis.
b)
Melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan
berbagai gagasan atau pemikiran yang akan dikemukakan.
c)
Dari kegiatan menulis dapat memperluas wawasan
kemampuan berpikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berpikir
terapan.
d)
Permasalahan yang kabur dapat dijelaskan dan
dipertegas melalui kegiatan menulis.
e)
Melalui tulisan dapat menilai gagasan sendiri
secara objektif.
f)
Dalam konteks yang lebih konkret, masalah dapat
dipecahkan dengan lebih melaui tulisan.
g)
Dengan menulis dapat memotivasi diri untuk
belajar dan membaca lebih giat. Penulis menjadi penemu atau pemecah masalah
bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
h)
Melalui kegiatan menulis dapat membiasakan diri
untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa menulis
mempunyai manfaat yang
sangat besar, khususnya
dalam dunia pendidikan.
Menulis dapat menghasilkan ide-ide baru
dan dapat dijadikan
sebagai alat evaluasi
serta pemecah masalah. Dengan
menulis seseorang juga
dapat menyerap serta memproses informasi lebih banyak
sehingga wawasan dan pengetahuannya akan bertambah. Untuk
itu kegiatan menulis
perlu dikembangkan. Hal
ini bertujuan menjadikan
seseorang lancar dan baik dalam membuat suatu tulisan.
2.
Hakikat Cerpen
Dalam hakikat cerpen, akan
dijelaskan beberapa teori tentang cerpen, yaitu pengertian cerpen, unsur-unsur
pembangun cerpen, dan langkah-langkah menulis cerpen.
a.
Pengertian Cerpen
Cerpen adalah singkatan dari cerita
pendek.Cerpen merupakan salah satu ragam dari jenis prosa.Cerpen, sesuai dengan
namanya adalah cerita yang relatif pendek yang selesai dibaca sekali
duduk.Cerpen merupakan cerita rekaan yang terdiri atas kurang lebih 10.000
kata.Cerpen itu cerita pendek yang dapat ditulis dari pengalaman pribadi atau
peristiwa yang pernah dialami.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI),cerpen adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan
kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu
situasi. Sedangkan menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek
adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman
kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Berdasarkan pendapat para ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah sebuah cerita pendek yang
memberikan kesan tunggal pada jiwa pembaca.Cerpen menceritakan suatu
permasalahan kehidupan secara ringkas dan pendek.
b.
Unsur-Unsur Pembangun Cerpen
Unsur-unsur pembangun karya fiksi
(cerpen) ada dua, yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.Nurgiyantoro(2012:23)
mengemukakan unsur instrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu
sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar
karya sastra. Penelitian ini hanya mengkaji tentang unsur instrinsik, unsur
instrinsik itu akan dijabarkan sebagai berikut.
1)
Tema
Tema suatu karya sastra merupakan pikiran atau
pandangan hidup yang ingin diungkapkan pengarang melalui cerita yang ingin
diungkapkannya. Brooks, dkk. (dalam Tarigan, 2011:125) menjelaskan bahwa tema
adalah pandangan hidup tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan atau
rangkaian nilai-nilai tertentu yang membentuk dasar atau membangun dasar atau
gagasan utama dari karya sastra. Keraf (1994: 108) mengemukakan bahwa tema
merupakan suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraaan
dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa tema adalah gagasan utama atau pikiran pokok yang menjadi
topik penceritaan. Tema biasanya berhubungan dengan kehidupan.
2)
Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah orang atau pelaku dalam cerita, sedangkan
penokohan lebih luas cakupannya yaitu meliputi pelaku atau orang, sifat, watak,
dan karakter tokoh (Keraf, 1994: 109 ). Tokoh dan penokohan merupakan hal yang
sangat penting dalam karya naratif karena alur cerita disebabkan
tindakan-tindakan tokoh cerita. Dalam cerpen hanya terdapat satu tokoh utama
yang menjadi titik permasalahan cerita.
3)
Alur
Alur merupakan unsur fiksi yang penting yang mampu
memberikan efek keindahan pada karya sastra. Staton (dalam Nurgiyantoro, 2010:
113) mengemukakan bahwa alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun
tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu
disebabkan atau menyebabkan peristiwa lain.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa alur merupakan rangkaian peristiwa
yang dialami tokoh cerita sehingga membentuk hubungan sebab akibat.
4)
Latar
Menurut Atmazaki(2009: 104), latar adalah tempat dan
urutan waktu. Latar memiliki hubungan dengan penokohan, perwatakan, suasana
cerita ataupun dalam mewujudkan tema atau cerita. Suasana tertentu akibat
penataan oleh pengarang itu lebih lanjut juga akan berhubungan dengan suasana
penuturan yang terdapat dalam suatu cerita.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa latar terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
5)
Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi atau penempatan diri
pengarang dalam cerita. Ada pengarang yang berperan sebagai tokoh dalam cerita
dan ada pengarang yang hanya sebagai pencerita. Penempatan diri pengarang dalam
ceritanya dapat dilihat dari kata ganti orang yang digunakan, misalnya kata
ganti aku, dia, dan kamu.
6)
Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan kemahiran pengarang
mempergunakan bahasa dalam suatu karya fiksi. Menurut Atmazaki (2007: 107),
gaya bahasa dalam karya naratif merupakan bentuk-bentuk ungkapan yang digunakan
oleh pengarang untuk menyampaikan ceritanya.
7)
Amanat
Kenny (dalam Nurgiyantoro, 2010: 321) menjelaskan
bahwa amanat dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang
berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis dan dapat
ditafsirkan lewat cerita.
Pengarang dalam menulis cerita ingin menyampaikan
pesan atau amanat kepada pembaca tentang permasalahan yang ada dalam kehidupan
melalui karya sastra.
c.
Langkah-Langkah Menulis Cerpen
Dalam menulis cerpen perlu langkah-langkah tertentu
agar cerpen yang ditulis terarah dan tidak terlepas dari topik. Thahar (2008:
17) mengemukakan ada Sembilan langkah yang perlu diperhatikan dalam menulis
cerpen, yaitu sebagai berikut:
1)
Memperhatikan paragraf pertama
2)
Mempertimbngkan pembaca
3)
Menggali, melukiskan suasana suatu latar
4)
Menggunakan kalimat efektif
5)
Menggerakkan tokoh karakter
6)
Fokus cerita
7)
Sentakan akhir
8)
Menyunting
9)
Memberikan judul
Dari pendapat
ahli di atas, dapat disimpulkan perlu adanya beberapa langkah yang harus
dilakukan dalam menulis cerpen agar
lebih menarik. Seorang penulis harus memperhatikan paragraf pertama
karena jika paragraf pertama itu menarik, maka pembaca ingin melanjutkan
bacaannya ke paragraf berikutnya. Dalam menulis, penulis harus mempertimbangkan
pembaca, menggali, menggunakan kalimat efektif sampai menyunting. Terakhir,
barulah penulis memberi judu tulisannya.
d.
Indikator Penilaian Menulis Cerpen
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, indikator yang digunakan untuk
kemampuan menulis cerpen yaitu unsur instrinsik cerpen yaitu pelaku, peristiwa
dan latar yang disesuaikan dengan KD ke-8.2 menulis cerita pendek bertolak dari
peristiwa yang pernah dialami (pelaku, peristiwa, latar).
3.
Teknik Membuat Kerangka Tulisan
Teknik membuat kerangka tulisan adalah rencana teratur
tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Menurut Suyatno (2004: 87), tujuan
tujuan teknik pembelajaran membuat kerangka tulisan adalah agar siswa dapat
menjabarkan ide dan gagasan berdasarkan topik tertentu melalui urutan logis dan
runtut. Siswa membuat kerangka tulisan berasarkan topik yang disediakan.
Selanjutnya, kerangka tersebut dapat menjadi pedoman sebuah tulisan yang dibuat
oleh siswa. Alat yang digunakan adalah daftar topik dan kertas kosong. Teknik
ini dapat dilakukan secara perseorangan ataupun kelompok.
4.
Penerapan Teknik Membuat Kerangka Tulisan
Teknik membuat kerangka tulisan dapat diterapkan dalam
pembelajaran menulis cerpen di sekolah menengah. Penerapan teknik membuat
kerangka tulisan dirancang oleh guru Bahasa Indonesia mulai dari perencanaan
sampai evaluasi. Perencanaan dilakukan dengan cara menulis RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran).
Menurut Suyatno (2004: 87), cara menerapkan teknik
pembelajaran membuat kerangka tulisan adalah sebagai berikut:
a)
Guru menjelaskan tentang teknik pembelajaran.
b)
Guru memberikan daftar topik kepada siswa untuk
dipilih sesuai dengan keinginan siswa.
c)
Siswa
memilih topik tersebut, kemudian membuat kerangkanya.
d)
Siswa melaporkan kerangka yang dibuat
denganteman sebelahnya.
e)
Siswa saling mendiskusikan urutan logis dan
keruntutan.
f)
Siswa mulai menulis uraian dari kerangka
tersebut menjadi sebuah tulisan.
g)
Tulisan tersebut saling dikoreksi sesama siswa
berdasarkan ketepatan ejaan, kalimat, kelogisan, dan keruntutan.
h)
Siswa memberikan alasan mengapa menulis dengan
topik tersebut.
i)
Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran hari
itu.
Demikianlah
penerapan teknik membuat kerangka tulisan yang dikemukakan oleh Suyatno dalam
bukunya teknik-teknik pembelajaran. Seorang guru perlu merencanakan hal
tersebut. Setelah semua selesai, barulah guru mengevaluasi hasil pembelajaran
siswa.
B. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan studi kepustakaan yang pernah dilakukan,
penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Desi Melia Sari (STKIP PGRI SUMATERA
BARAT, 2009) dengan judul “Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMAN
Semen Padang dengan Menggunakan Teknik Pemodelan”. Persamaan dari penelitian
ini terdapat pada instrument penelitian, yaitu melalui tes. Perbedaan dari
penelitian ini dilihat dari judul.penelitian Desi Melia Sari tentang “Kemampuan
Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMAN Semen Padang dengan Menggunakan Teknik
Pemodelan”, sedangkan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Penggunaan Teknik
Membuat Kerangka Tulisan Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas IX SMPN
2 Legum”. Perbedaan lain terletak pada populasi dan sampel, yaitu pada
penelitian sebelumnya populasinya adalah siswa kelas X SMAN Semen Padang.
Sedangkan, dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMPN 2 Legum. Selain itu
perbedaannya juga terdapat pada variabel penelitian. Penelitian sebelumnya
hanya terdapat satu variabel, sedangkan pada penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
C. Kerangka Konseptual
Dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam menulis
cerpen, ada beberapa teknik yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis
cerpen. Salah satu teknik itu adalah teknik membuat kerangka tulisan yang
dianggap mampu meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa yang difokuskan pada
unsur instrinsik cerpen. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
|
D. Hipotesis Penilaian
HIPOTESIS MERUPAKAN jawaban sementara yang akan diuji
kebenaran melalui penelitian. Dalam penelitian ini akan diuji hipotesis (H0)
dan hipotesis alternative (H1) seagai berikut:
H0 = tidak terdapat pengaruh
signifikan antara kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan teknik membuat
kerangka tulisan siswa kelas IX SMPN 2 Legum.
Hipotesis
diterima jika: thitung<ttabel
H1 = terdapat pengaruh signifikan
antara kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan teknik membuat kerangka
tulisan siswa kelas IX SMPN 2 Legum.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1994. Pembinaan
Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Dalman. 2014. Keterampilan
Menulis. Jakarta: Rajawali Press
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Semi,
Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang:
Angkasa Raya.
Tarigan, H.G. 2008. Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, HG. 1986. Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar